INTERNALISASI NILAI-NILAI LUHUR AJARAN KI HAJAR DEWANTARA DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
Abstract
Ki Hajar Dewantara banyak meninggalkan nilai-nilai luhur. Nilai-nilai luhur tersebut amat relevan dengan pengembangan budaya Indonesia. Nilai-nilai luhur ajaran Ki Hajar Dewantara tersurat dan sangat bervariasi serta saling melengkapi antara satu dengan yang lain. Di dalam penelitian ini, dikaji internalisasi nilai-nilai luhur ajaran Ki Hajar Dewantara dalam upaya pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Tujuan penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan alasan-alasan mengapa perlu dilakukan internalisasi nilai-nilai luhur ajaran Ki Hajar Dewantara, 2) mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan internalisasi nilai-nilai luhur ajaran Ki Hajar Dewantara, dan 3) menemukan strategi internalisasi nilai-nilai luhur ajaran Ki Hajar Dewantara dalam upaya pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan paradigma kualitatif. Teknik triangulasi digunakan untuk menjamin validitas data. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif. Hasil penelitian menyimpulkan: 1) alasan-alasan mengapa perlu dilakukan internalisasi nilai-nilai luhur ajaran Ki Hajar Dewantara karena nilai-nilai ini bersumber dan sangat relevan dengan pendidikan budaya dan karakter bangsa, 2) kendala-kendala dalam pelaksanaan internalisasi nilai-nilai luhur ajaran Ki Hjar Dewantara dikelompokkan menjadi dua faktor yakni faktor internal dan eksternal, dan 3) strategi internalisasi nilai-nilai luhur ajaran Ki Hajar Dewantara dalam upaya pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan dengan strategi trilogi kepemimpinan.
Kata kunci: internalisasi, Ki Hajar Dewantara, pendidikan budaya, pendidikan karakter
ABSTRACT
Ki Hajar Dewantara left many noble values which are well suited to Indonesian culture. The noble values of Ki Hajar Dewantara’s teachings as written in his works are varied and each complements the other. In this research will be studied the internalization of the noble values of Ki Hajar Dewantara’s teaching to developed culture education and nation character. The objective of this research are 1) to describe the reasons why it is necessary to internalize the noble values of Ki Hajar Dewantara’s teachings in the effort to developed culture education and nation character, 2) to find out the obstacles that arise from the internalization of the noble values of Ki Hajar Dewantara’s teachings in the effort to developed culture education and nation character, and 3) to find out how the internalization of the noble values of Ki Hajar Dewantara’s teachings in the effort to developed culture education and nation character. It used descriptive qualitative method. Triangulation technique was used to check the data validity. They were analyzed by using the interactive model of analysis. This research concluded were: 1) the reasons why it is necessary to internalize the noble values of Ki Hajar Dewantara’s teachings in the effort to developed culture education and nation character because the values is found from Indonesian surface, 2) the obstacles that arise from the internalization of the noble values of Ki Hajar Dewantara’s teachings in the effort to developed culture education and nation character are internal and external factors, and 3) how the internalization of the noble values of Ki Hajar Dewantara’s teachings in the effort to developed culture education and nation character with the leadership trilogies concept .
Keywords: internalization, Ki Hajar Dewantara’s teaching, culture education, nation character.
Full Text:
PDFReferences
DAFTAR PUSTAKA
As’aril Muhajir. (2011). Ilmu pendidikan perspektif kontekstual. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Berkowitz, Marvin W. and Melinda C. Bier. 2007. What works in character education, Journal of Research in Character Education, 5(1), 2007, pp. 29-48.
Beets, Michael W., Flay, Brian R. ; Vuchinich, Samuel; Snyder, Frank J.; Acock, Alan. (2009). Use of a social and character development program to prevent substance use, violent behaviors, and sexual activity among elementary-school students in Hawaii. American Journal of Public Health 99.8 (Aug 2009): 1438-1445
_______. (2015). Mendidik: Memahami dan Peduli. Solo: Cakra Wijaya.
Furqon Hidayatullah, M. (2015). Mendidik Karakter: Tugas Mulia Pendidik. Solo: Cakra Wijaya.
Ki Hajar Dewantara. (1967). Karja Ki Hadjar Dewantara Bagian IIA: Kebudajaan. Jogjakarta: Madjelis Luhur Persatuan Taman Siswa.
Ki Soeratman. (1980). Tutwuri Handayani, Suatu Pendekatan Kultural dalam Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta: Majelis Luhur Taman Siswa.
Ki Supriyoko. (2003). Menuju Masyarakat Tertib Damai Salam Bahagia sebagai Karakter Bangsa Masa Depan.Makalah. Disampaikan dalam Forum Sarasehan Kebudayaan. Yogyakarta, 19-20 Mei 2003.
Ki Supriyoko. (2013). Budi Pekerti Masuk Perdais. 27 Februari 2013. Kedaulatan Rakyat, p. 2
Ki Supriyoko. (2013). Konsep Pendidikan Karakter Bangsa: Pendidikan Karakter Terpadu dalam Membangun Generasi Muda di Era Global. Makalah. Disampaikan dalam Forum Seminar Nasional Memperingari Hari Pahlawan dan Hari Guru di Semarang, 30 November 2013.
Ki Supriyoko. (2013). Makrifat Budi Pekerti Ki Hajar.15 Februari 2013. Jawa Pos.
Ki Supriyoko. (2013). Mengkaji Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Makalah. Dipresentasikan dalam Forum Lokakarya “Implementasi Pemikiran KHD dalam Pembelajaran di Perguruan Tinggi” Diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Yogyakarta di Hotel Santika Yogyakarta, 16 November 2013.
Miles, M. B. & Huberman, A. M. (1984). Qualitative Data Analysis, A Sourcebook of New Methods. Beverly Hills, London: Sage Publications.
Muchlas Samani dan Haryanto. (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nur M. Rokhman, Nurhadi, & Muhsinatun S. (2006). “Pengembangan Kurikulum Pengetahuan Sosial Terpadu secara Tematik di Tingkat SLTP: Sebuah Pemikiran Awal.” ISTORIA. Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sejarah.Vol. 1 No. 2, Maret 2006. Yogyakarta: FISE.
Suyanto. (2010). Urgensi Pendidikan Karakter.http://www.mendikdasmen. depdiknas.go.id/web/pages/urgensi.html, diunduh 17-1-2014.
Tashakkori, A. & Teddlie, C. (2010). Mixed Methodology: Combining Qualitative and Quantitative Approaches (Mixed Methodology: Mengombinasikan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif). Alih Bahasa Budi Puspa Priadi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Warsito and Asrowi. (2016). Teaching material development of social study to strengthen the students character. Proceedings international seminar “Educational and character development through the arts and culture” Widya Sari Press Salatiga, ISBN 978-602-6977-23-6, p. 32-44
Warsito, R. (2016). Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPS Berbasis Kontekstual di SMP se-Solo Raya. Penelitian Hibah Disertasi Doktor, DRPM Kemenristekdikti. Surakarta: Program Doktor Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
Warsito, R. dan Widodo, ST. (2018) Implementasi Nilai-nilai Luhur Ajaran Ki Hajar Dewantara dalam Perkuliahan Pendidikan Pancasila untuk Mengembangkan Karakter Mahasiswa. PKn Progresif-Jurnal Pemikiran dan Penelitian Kewarganegaraan. Vol. 13 No. 1 Juni 2018, P-ISSN: 1907-5332 E-ISSN: 2621-1904.
Worsley, P. (2013). The Kraton: selected Essays on Javanese Courts. The Australian Journal of Anthropology. 16.2. page. 273-274.Source: http:// search.proquest.com/docview/212601175. Diunduh: Senin, 18 Maret 2013 Pukul 14.38 WIB.
DOI: https://doi.org/10.2019/jppkn.v9i2.112
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Jurnal PPKn : Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Our journal indexed by:
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.